Kenangan itu
Biar hari-hari berlalu
Meninggalkan kenangan yang beribu
Namun, kau masih kenangan yang paling ku rindu
Pernah cuba untuk melupakan
Bukan kerna mau hapuskan kenangan
Cuma terkadang ketika walang
Aku semakin rindu mengenang
Ku akui salahku melangkah pergi
Lantas meninggalkan kau sendiri
Tapi, aku cuma menurut kata hati
Yang inginkan kau terus berbakti
Setelah sekian lama kau menyepi
Kini kau kembali menyapa
Walau pedih rasa hati
Ku ukirkan senyuman mesra
Ada perkara kau tak perlu tau
Tentang diri aku
Yang sememangnya masih menanti
Walau kau kini punya pengganti
Izinkan aku terus menyimpan kenangan itu
Dan mengabdikan ia dalam hidupku
Kerna walau ke mana pun kau tuju
Namamu tetap meniti di bibirku
Wednesday, June 27, 2012
Tuesday, June 26, 2012
Pelakon Terbaik
Seringkali kita mendengar kata-kata,
"dunia ini pentas lakonan, dan kita semua adalah pelakonnya."
Ya, ada benarnya.
Setiap yang berlaku pada kita,
semuanya telah ditentukan olehNya.
Tapi, itu tidak bermaksud kita harus menyerah bulat-bulat pada takdirNya.
Bicara mengenai pelakon dan lakonan, apa maksud pelakon terbaik?
Adakah dia yang jalan hidupnya indah, penuh warna-warni?
Atau dia, yang hidupnya penuh calitan duka?
Atau dia, yang selalu mau nampak indah, padahal pada dasarnya penuh terlakar garis-garis pilu lagi nyilu.
Sahabat, hidup ini penuh dengan warna-warni,
sehinggakan ada yang menyatakan kehidupan ibarat lukisan kanvas.
Lantas, apa yang mahu kita lakarkan pada kanvas putih itu?
*Aku tidak perlukan pengertian kalian pada setiap garis lukisanku.
Kerna aku yakin, kalian punya banyak cerita lain yang mau difikirkan.
"dunia ini pentas lakonan, dan kita semua adalah pelakonnya."
Ya, ada benarnya.
Setiap yang berlaku pada kita,
semuanya telah ditentukan olehNya.
Tapi, itu tidak bermaksud kita harus menyerah bulat-bulat pada takdirNya.
Bicara mengenai pelakon dan lakonan, apa maksud pelakon terbaik?
Adakah dia yang jalan hidupnya indah, penuh warna-warni?
Atau dia, yang hidupnya penuh calitan duka?
Atau dia, yang selalu mau nampak indah, padahal pada dasarnya penuh terlakar garis-garis pilu lagi nyilu.
Sahabat, hidup ini penuh dengan warna-warni,
sehinggakan ada yang menyatakan kehidupan ibarat lukisan kanvas.
Lantas, apa yang mahu kita lakarkan pada kanvas putih itu?
*Aku tidak perlukan pengertian kalian pada setiap garis lukisanku.
Kerna aku yakin, kalian punya banyak cerita lain yang mau difikirkan.
Subscribe to:
Posts (Atom)